Tahukah Anda bahwa beberapa galaksi di alam semesta bersinar lebih terang dibandingkan yang lainnya? Faktanya, Bima Sakti, galaksi kita yang berbentuk spiral ini, sedikit lebih redup dibandingkan beberapa galaksi lain.
Kita tak tahu banyak tentang galaksi yang bersinar paling terang saat ini. Namun, berkat teleskop submilimeter dan bidang baru astronomi submilimeter, sekarang kita dapat “melihat” objek-objek di alam semesta yang awalnya tak dapat diakses.
Astronomi submilimeter telah mengungkapkan keberadaan galaksi submilimeter, atau disebut sebagai submms atau SMGs (SubMilimeter Galaxies). SMGs dianggap galaksi paling cemerlang di alam semesta.
Sementara para ilmuwan menyimpulkan bahwa SMGs merupakan galaksi yang besar dan cemerlang, muncul sebuah misteri tentang bagaimana mereka berfungsi dan mengapa mereka bersinar begitu terang.
Penelitian baru yang diadakan di Haverford College dan dipublikasikan dalam jurnalNature menjelaskan bagaimana galaksi ini beroperasi dan bagaimana mereka bisa memproduksi begitu banyak cahaya.
Ahli astrofisika komputasi, Desika Narayanan memimpin tim yang membuat model SMGs baru menggunakan teknologi superkomputer. Komputer membuat ulang sebagian proses awal terbentuknya alam semesta yang memungkinkan para ilmuwan melihat bagaimana galaksi seperti SGMs terbentuk, bagaimana mereka berperilaku dan tumbuh.
Popular Mechanics menjelaskan apa yang terjadi dalam galaksi dan menyebut galaksi itu sebagai ‘oven konveksi’. Ternyata, galaksi itu mendaur ulang energi dari bintang sekarat dalam produksi bintang baru. Para ilmuwan telah mengamati bahwa SMGs tidak memancarkan gas seperti galaksi-galaksi lain.
Model komputer menunjukkan bahwa gas yang seharusnya dipancarkan justru didaur ulang ke dalam galaksi. Penyebabnya adalah gravitasi yang dihasilkan oleh galaksi yang super besar itu.
Karena massanya yang besar, galaksi-galaksi ini juga menangkap gas yang berada di sekitarnya. Singkatnya jumlah gas sangat berpengaruh terhadap seberapa cemerlang galaksi tersebut.
Permodelan komputer yang dilakukan oleh Narayanan ini memunculkan teori baru. Sebelum ada permodelan ini, hipotesa para ilmuwan menyatakan bahwa SMGs terbentuk akibat galaksi-galaksi yang bertabrakan.
Model baru ini dianggap lebih baik dengan penjelasan tentang proses daur ulang gas mandiri yang terjadi di dalam galaksi.
Hal menarik lainnya tentang galaksi submilimeter adalah fakta bahwa mereka membentuk bintang dalam frekuensi yang lebih besar dari galaksi lain. Mereka memproduksi sekitar 1.000 bintang baru setiap tahunnya. Sebagai perbandingan, NASA melaporkan bawa Bima Sakti memproduksi kurang lebih tujuh bintang tiap tahun. Pembentukan bintang yang amat intens pada SMGs mungkin terjadi karena efisiensi energi yang ekstrim.
Galaksi-galaksi submilimeter juga dianggap sangat tua, mereka terbentuk ketika alam semesta masih muda. Studi lebih lanjut dari SMGs pasti akan mengungkapkan lebih banyak tentang alam semesta dan benda-benda di dalamnya.
Sumber : http://nationalgeographic.co.id/